Archive for April 2018
Manajemen Jasa (analisis transformasi KRL)
By : Unknown
Prolog :
Kereta Api adalah salah satu yang paling memiliki nilai sejarah berhubungan dengan Indonesia. Keberadaan kereta api di tanah air sudah ada jauh sebelum kemerdekaan. dalam catatan sejarah, kereta api telah membantu mobilitas masyarakat bahkan sejak era kolonial, tepatnya pada masa tanam paksa.
PT KAI Commuter Jabodetabek sejak tanggal 19 September 2017 telah berganti nama menjadi PT Kereta Commuter Indonesia adalah salah satu anak perusahaan di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang mengelola KA Commuter Jabodetabek dan sekitarnya. KCJ dibentuk sesuai dengan Inpres No. 5 tahun 2008 dan Surat Menteri Negara BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008. Perubahan nama menjadi KCI tertuang dalam risalah Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 7 September 2017 yang juga telah mendapat Persetujuan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia atas Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas dengan Nomor Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-0019228.AH.01.02.Tahun 2017 tanggal 19 September 2017.
Kereta api dengan lokomif listrik pertama buatan belanda mulai beroperasi di Jakartapada 1925. sistem perkeretaapian pada tahun itu menjadi cikal bakal perkembangan KRL hingga saat ini. sejak tahun 1925 elektrifikasi jalur kereta api mulai dibangun di Jabodetabek.
Pada tahun 1976-2006, para penumpang masih ada yang naik ke atas KRL ekonomi. mereka memanjat atap gerbong lewat jendela. pedagang asongan pun bisa masuk bebas berjualan di dalam gerbong kereta. Transportasi yang sangat tidak layak untuk dinaiki.
Tahun 1976-2013 kondisi peron di sejumlah stasiun masih dipenuhi pedagang. pedagang bebas berjualan, bahkan menggelar pasar di bantaran rel.
Pada tanggal 23 Maret 2009 sudah dilakukan pembenahan layanan KRL Jabodetabek diawali dengan pembelian 8 unit kereta AC pertama seri 8500. dan pada tanggal 19 Mei 2009 PT KAI membentuk anak perusahaan ini diberi nama PT KAI Commuter Line Jabodetabek. tahun 2017 KJC bergantu menjadi PT KAI Commuter Line Indonesia (PT KCI)
Setelah itu, KRL mulai menerapkan pola dimana semua KRL AC, termasuk KRL eskpress mulai dilebur menjadi satu layanan yang dieri nama KRL Commnuter Line. dan KRL Commuter Line wajib berhenti di setiap stasiun. Namun KRL ekspress hanya berhenti di beberapa stasiun. Pada Desember 2011, pola operasi loop line mulai diteraokan sistem transit, tidak ada lagi KRL dari Bogor yang langsung ke Tangerang ataupun dari Serpong yang langsung ke Bekasi.
Desember 2012 mulai dilakukan penertiban terhadap leberadaan pedagang liar di area stasiun. penertiban yang dilakukan secara bertahao di seluruh stasiun di wilayah Jabodetabek ini tercatat berlangsung hingga pertengahan 2013.
Analisis :
Persoalan kemacetan di berbagai kota besar, terutama kota-kota yang menjadi pusat industri dan bisnis terjadi hampir di seluruh dunia. Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah setempat dituntut menyediakan moda transportasi massal yang nyaman, aman dan terjangkau. Salah satu moda transportasi yang digunakan di kota-kota besar di dunia untuk mengatasi kemacetan adalah kereta api.
Kereta api ekonomi yang menjadi primadona karena harga tiketnya yang murah, sehingga banyak masyarakat menggunakan kereta api kelas ini. Banyaknya penumpang tidak seimbang dengan jumlah armada rangkaian kereta api yang ada. Banyaknya penumpang yang tidak terangkut menyebabkan sebagian dari mereka nekat untuk naik di atap gerbong. Tentunya ini sangat berbahaya, bagi para penumpang terkadang mengganggu perjalanan kereta api itu sendiri.
Cara yang dilakukan yaitu dengan menuangkan oli di atap kereta, memasang kawat berduri di atas peron, menyemperotkan cat warna, memasang palang pintu koboi, memasang bola besi penghalang, memanggil pemuka agama dan memutarkan rekaman dakwah, serta menghadirkan penegak hukum untuk mendenda yang masih nakal. Cara tersebut mulai berhasil ketika masinis dilarang memberangkatkan jika masih ada penumpang di atap. Penumpang di dalam kereta sendiri yang akhirnya menurunkan penumpang di atas agar kereta bisa jalan.
Beragam perubahanpun mulai dilakukan PT KAI guna untuk memberikan pelayanan yang aman dan nyaman untuk penumpangnya dimana pada 23 Maret 2009 Pembenahan layanan KRL Jabodetabek diawali dengan pembelian 8 unit kereta AC pertama seri 8500 yang kemudian dibentuk menjadi satu rangkaian KRL. Saat itu, rangkaian KRL pertama ini dikenal dengan nama Jalita, akronim dari Jalan-jalan Lintas Jakarta. Lalu pada 19 Mei 2009 PT KAI membentuk anak perusahaan yang khusus mengoperasikan KRL AC. Anak perusahaan ini diberi nama PT KAI Commuter Jabodetabek atau KCJ. Tahun 2017, KCJ berganti nama menjadi PT KAI Commuter Indonesia (PT KCI).
Di tahun 2011 Pola single operation mulai diterapkan. Pada pola ini, semua KRL AC, termasuk KRL ekspress mulai dilebur menjadi satu layanan yang diberi nama KRL commuter line. Pada tanggal 25 Juli 2013 Layanan KRL ekonomi di semua relasi dihapuskan sehingga seluruh perjalanan KRL di wilayah Jabodetabek dilayani oleh KRL commuter line. Seiring “hilangnya” KRL ekonomi, penumpang pun tak ada lagi yang naik ke atap kereta.
Perubahan layanan tiketpun mulai di berlakukan yang mana pada tanggal 1 Juli 2013 PT KCJ menerapkan sistem tiket elektronik. Tiket elektronik ini menggantikan tiket kertas yang sebelumnya digunakan. Ada dua jenis tiket elektronik, yakni kartu single-trip untuk satu kali perjalanan dan kartu multi-trip (KMT) yang dapat digunakan untuk beberapa perjalanan selama saldo mencukupi. PT KCJ juga memberlakukan uang jaminan Rp 5.000 pada kartu single-trip. Hal ini dilakukan menyusul banyaknya kartu single-trip yang tidak dikembalikan sehingga membuat PT KCJ merugi. Penerapan uang jaminan juga membuat istilah kartu single-trip diubah menjadi tiket harian berjaminan atau THB. PT KCJ saat ini menyediakan vending machine untuk mengurangi transaksi di loket. Dengan adanya mesin ini, penumpang bisa membeli tiket secara mandiri. Mesin ini dapat melayani semua transaksi, mulai dari pengisian saldo KMT, pembelian, dan pengembalian THB. Jenis tiket yang biasa digunakan pelanggan sat ini tidak hanya kartu, tiket juga berbentuk gelang, stiker, dan gantungan kunci.
Tak puas dengan perubahan itu, PT KCJ saat ini mengintegrasi KRL dengan layanan bus transjakarta diawali di Stasiun Tebet, Manggarai, dan Palmerah. Dengan begitu, penumpang bisa naik transjakarta untuk menuju stasiun tersebut. Peningkatan kemananpun masih terus di lakukan dengan menempatkan berbagai petugas di setiap gerbong yang dapat membantu atau melayan penumpag, serta disediakannya gerbong pemisah khusus wanita untuk meminimalisir tingkat kriminalitas atau pelecehan seksual terhadap wanita.